Seutama Utama Manusia adalah Yang Paling Banyak Memberi Manfaat Untuk Orang Lain

KEDUDUKAN HADITS NABI SAW DALAM SYARI'AT AGAMA ISLAM

Kitab Al Lu'Lu' WalMarjan !

Pendahuluan. 

KEDUDUKAN HADITS NABI SAW.
DALAM SYARI'AT AGAMA ISLAM


Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammad rasulullah saw. 
Sebagai dasar kedua dalam hukum syariat islam tetapi sebagai 2 serangkai. 
Alquran sebagai kitab Allah yang diturunkan kepada nabi saw dengan perantara jibril as. 

Sedang Hadits sebagai wahyu yang langsung kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana firman Allah di dalam surat Annajm ayat 3 dan 4

Allah SWT berfirman:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ  الْهَوٰى
 
اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰى 

Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya."

Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),"
(QS. An-Najm 53: Ayat 3-4)


.Apakah ada hadits sahih yang bertentangan dengan ayat Al-
qur'an?

J. Tidak ada
S. Apakah dalil (sebabnya)?
J. Dalil (sebabnya) karena kita telah beriman (percaya) pada Allah maka siapa yang percaya pada Allah harus (wajib) beriman dan
percaya pada Rasulullah saw.
tidak membantah dan tidak mengoreksi keterangan Nabi saw. sebagai perintah Allah pada tiap muslim/mu'min
Beriman dan percaya itu berarti tidak ragu, tidak menentang,
Beriman dan percaya berarti menyerah sebulat-bulatnya pada
Surat Annisaa' ayat 65 :

Allah SWT berfirman:

ثُمَّ لَا يَجِدُوْا فِيْۤ اَنْفُسِهِمْ  حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 ....kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 65)

Sedang orang-orang yang ragu terhadap putusan Nabi saw, terma-
suk orang munafiq, sebagaimana tersebut dalam surat Annur 48

Allah SWT berfirman:

وَاِذَا دُعُوْۤا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ  لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Dan apabila mereka diajak kepada Allah (Alquran) dan rasul-Nya (Hadits) untuk memutuskan perkara di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak (mengabaikan) (tidak datang).
(QS. An-Nur 24: Ayat 48)

Sedang pada ayat 51 Allah memuji kaum mu'minin.

Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْۤا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ  بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا ۗ  وَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Sesungguhnya ucapan orang-orang mukmin, apabila mereka diajak kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, "Kami mendengar, dan kami taat" Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. An-Nur 24: Ayat 51)



Dengan dua ayat ini nyata perbedaan jiwa orang munafiq dengan orang mu'min ketika menerima sabda keterangan Rasulullah saw.
Sedang ayat-ayat Alqur'an yang mewajibkan taat patuh pada Rasulullah saw. sangat banyak, yaitu yang berbunyi :
Athi'ullaha wa athi'urrasula". (Taatlah kepada Allah dan kepada
Rasulullah).
Dan tidak ada satu ayat pun yang membolehkan tidak taat, mem-
bantah, menentang, menyalahkan keterangan, ajaran Rasulullah saw.
meskipun dengan dalil bertentangan dengan ayat Alqur'an, tetap tidak boleh menolak hadits yang.sahih,
Sebabnya mustahil Rasulullah saw. bertentangan dengan ajaran
Allah sedang Rasulullah saw. sangat taat kepada Allah melebihi dari semua manusia.
Bahkan yang ada ialah ancaman Allah terhadap orang yang ber
tentangan dengan Rasulullah saw. dalam ayat 63 surat Annur :

Allah SWT berfirman:

لَا تَجْعَلُوْا دُعَآءَ الرَّسُوْلِ بَيْنَكُمْ كَدُعَآءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا   ۗ  قَدْ يَعْلَمُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ يَتَسَلَّلُوْنَ مِنْكُمْ لِوَاذًا   ۚ  فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖۤ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَ لِيْمٌ

Janganlah kamu jadikan panggilan rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.
(QS. An-Nur 24: Ayat 63)


Jika terjadi seorang mengira bahwa keterangan Nabi saw. bertentangan dengan ayat Alqur'an, maka di situ terjadi perbedaan faham
(tanggapan) antara dirinya dengan Rasulullah saw. lalu ia membenar-
kan dirinya dan menganggap keterangan Nabi saw. yang bertentangan dengan ayat alquran. Padahal yang pertama terima alquran hanya nabi saw.  dan kita tidak mengenal / tidak faham alquran kecuali dari nabi saw. 
Dan Allah telah menyuruh bahkan mewajibkan kita taat dan patuh sepenuhnya kepada nabi saw.  sebagaimana firman Allah di dalam surat An Nisaa' ayat 64 :

Allah SWT berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِـيُـطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ  ۗ  

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.....
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 64)

Jika terjadi seorang mengira bahwa keterangan Nabi saw. bertentangan dengan ayat Alqur'an, maka di situ terjadi perbedaan faham
(tanggapan) antara dirinya dengan Rasulullah saw. lalu ia membenar-
kan dirinya dan menganggap keterangan Nabi saw. yang bertentangan dengan ayat alquran. Padahal yang pertama terima alquran hanya nabi saw.  dan kita tidak mengenal / tidak faham alquran kecuali dari nabi saw. 
Dan Allah telah menyuruh bahkan mewajibkan kita taat dan patuh sepenuhnya kepada nabi saw.  sebagaimana firman Allah di dalam surat An Nisaa' ayat 64 :

Allah SWT berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِـيُـطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ  ۗ  

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.....
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 64)


Nyata dalam ayat ini Nabi saw. diutus untuk ditaati tidak untuk
dibantah atau ditentang keterangannya.

Juga ayat 44 surat An Nahl

Allah SWT berfirman:

 وَاَنْزَلْنَاۤ اِلَيْكَ  الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ اِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

Dan Kami turunkan Ad-Zikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.
(QS. An-Nahl 16: Ayat 44)


Di sini Allah menetapkan yang menerangkan Alqur'an tugas
Rasulullah saw., maka semua keterangan yang lain-lainnya harus
tunduk kepada keterangan Rasulullah saw.

Apabila ternyata bahwa Allah telah memilih Nabi Muhammad
saw. untuk menerangkan wahyu yang diturunkan kepada semua manusia, apakah mungkin Nabi pilihan Allah itu akan bertentangan dengan Allah ?, sedang Allah telah berfirman:

Allah SWT berfirman:

 اَللّٰهُ اَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسٰلَـتَهٗ  ۗ  
 
 
".....Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya....."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 124)



Karena itu ketika Nabi saw. membagi ghanimah (hasil perang)
Hunain dan ditegur oleh seorang karena dianggap tidak adil, maka
jawaban Rasulullah saw.: 
"Siapakah yang adil jika Allah dan RasulNya dianggap tidak adil? Apakah Allah mempercayakan hal ini kepadaku sedang kalian tidak percaya kepadaku?"

Juga ayat 80 surat Annisaa':

Allah SWT berfirman:

مَنْ يُّطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ اَطَاعَ اللّٰهَ  


"Barang siapa mentaati Rasul (Muhammad) maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah....."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 80)

.

Ayat ini jelas menunjukkan kepercayaan Allah kepada Nabi saw sehingga menetapkan siapa yang taat kepada Nabi langsung dianggap taat kepada Allah. Mungkinkah Nabi saw. yang mendapat kepercayaan
dari Allah sedemikian itu akan bertentangan dengan ajaran tuntunan Allah?
.
Tiada yang mengira adanya pertentangan itu kecuali orang
munafiq. Juga berarti siapa yang menentang pada Nabi saw. berarti
menentang pada Allah, sebagaimana sabda Nabi saw.: Man ashani faqad ashallaha. (Siapa menentang padaku berarti maksiat pada Allah)
Sebab Allah menganggap taat hanya pada orang yang taat pada NabiNya. Bahkan bagi siapa yang menentang Nabi saw. diancam menjadi munafiq atau siksa yang sangat pedih ayat 63 Annur. Di lain
ayat surat Al-Ahzab ayat 21

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا   

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)


Allah menyatakan dalam ayat ini bahwa Nabi Muhammad saw
dijadikan contoh tauladan baik dan utama bagi orang yang beriman
dan mengharap rahmat karunia Allah serta selamat bahagia diakhirat.
Hanya orang munafiq yang ragu terhadap kebaikan, kebenaran ajaran Rasulullah saw. sebab ia memandang Nabi Muhammad saw. dari manusianya tidak diingat bahwa Nabi itu utusan dan pesuruh Allah karena itu ia ragu, lalu menyalahkan perbuatan dan ajaran Nabi saw.

Dan dengan demikian berarti menentang perintah Allah secara langsung, padahal Allah 
menyuruh kita supaya taat dan tunduk kepada Nabi saw. secara lahir batin dalam semua sabda dan amal perbuatannya, kecuali jika Nabi saw melarang kita, semisal puasa wishol (puasa yang terus menerus siang malam, karena amalan puasa ini khusus untuk Rasulullah saw saja. 
.
Juga Allah berfirman dalam surat Asysyura ayat 52-53.

وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْۤ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ 

صِرَاطِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ  اَ لَاۤ اِلَى اللّٰهِ تَصِيْرُ الْاُمُوْرُ


...Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus,
(yaitu) jalan Allah yang milikNya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. lngatlah, segala urusan kembali kepada Allah.
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 52 53)


Juga ayat ketujuh surat Al Hasyr:

Allah SWT berfirman:

... وَمَاۤ اٰتٰٮكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰٮكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا  ۚ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ  ۗ  اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ  


....Dan apa saja yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 7)



Ayat ini tegas mewajibkan pada tiap mu'min muslim supaya
menerima dan melaksanakan semua ajaran Rasulullah saw., bahkan dijamin akan mencapai taqwa Allah jika menurut
dengan sungguh-sungguh pada Rasulullah saw. sedang jaminan kebenaran kebaikan ajaran Nabi itu tidak dapat diragukan lagi , sebab Allah sendiri yang menjamin. Jika keliru bagaimana? Jawabnya: Sebab Allah yang mengutus dan menyuruh kita menerima, sudah menurut saja pada perintah Allah, dan itulah arti ucapan kita ketika masuk islam: Asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah.
.
Berdasarkan semua ayat-ayat yang tersebut ini semoga saya dan
saudara-saudara kaum muslimin menyadari benar-benar kewajiban
taat menurut pada ajaran tuntunan dan amal perbuatan Nabi saw. 
.
Suatu contoh yang terjadi pada sahabat Abdullah bin Umar r.a
Numailah Alfazari berkata: Ketika aku dimajlis Ibn Umar r.a, tiba tiba seorang bertanya pada Ibn Umar tentang hukum binatang landak.
Maka oleh Ibn Umar dibacakan ayat: Qul laa ajidu fima uhiya ilayya
muharraman ala tha imin yath'amuhu illa an yakuna maitatan. (Katakanlah saya tidak mendapatkan dalam apa yang diwahyukan kepadaku suatu yang haram bagi orang yang akan memakannya kecuali bangkai
atau darah yang mengalir atau daging babi sebab ia najis atau perbuatan fasiq yaitu menyembelih dengan menyebut nama selain Allah).
Yang berkesimpulan bahwa landak halal. Tetapi ada seorang tua di
majlis itu berkata: Saya telah mendengar Abuhurairah berkata:
Pernah disebut landak itu kepada Nabi saw. Maka Nabi saw. bersab-
da: Khabitsun minal khaba'its. (Suatu yang keji dari golongan yang keji keji) dan ini berarti haram, berdasarkan wayuharrimu alaihimu
khaba'its. Maka Ibn Umar
menarik pendapatnya dan berkata: Jika Nabi saw. telah bersabda
sedemikian, maka hukumnya sebagaimana yang disabdakan Nabi saw itu. (R. Saied bin Manshur)
.
Sedang yang terjadi pada Abdullah bin Mas'uud r.a. ketika ditanya tentang hukum wanita ditinggal mati oleh suaminya padahal belum
disentuh (dijima'). Jawab Ibn Mas'ud:  "saya akan menjawab menurut pendapatku, jika benar maka itu dari taufiq rahmat Allah, tetapi jika salah maka itu daripadaku sendiri dan dari syaitan. Kemudian dia berkata: "Harus menjalani iddah dan mendapat waris". 
Tiba-tiba seorang sahabat berkata: Saya telah mendengar Nabi saw. menghukum seperti itu terhadap Birwa' binti Wasyiq. Ketika Ibn Mas'uud
mendengar keterangan itu ia berkata: Jika telah demikian hukum
Rasulullah saw. maka laksanakan sabda Nabi saw. itu. Yakni dia
menarik keterangannya dan tetap hanya berpegang pada sabda Nabi
saw.
.
Demikianlah sahabat-sahabat Nabi saw. jika mereka belum
mengetahui keterangan sabda Nabi saw. mereka berijtihad, tetapi jika telah bertemu sabda Nabi saw. maka ijtihadnya dibuang untuk berpegang pada sabda dan ajaran Nabi saw.
.
Demikianlah pengertian Islam, iman yang sebenarnya dan asli
dalam tanggalan sahabat-sahabat Nabi saw. dan harus sedemikian
untuk selamanya.
.
Semoga kita dapat mengikuti jejak sahabat Nabi saw, itu. Amin.

Tidak ada komentar: