Seutama Utama Manusia adalah Yang Paling Banyak Memberi Manfaat Untuk Orang Lain

BAB: SIAPA YANG MENGHADAP ALLAH DENGAN IMAN YANG TIDAK RAGU PASTI MASUK SORGA

Kitab Al Lu'Lu' Wal Marjan Shahih Bukhari dan Muslim 1

حديث عُبادَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ شَهِدَ أَنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقاها إِلى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَل
وزاد أحد رجال السند مِنْ أَبوَابِ الْجَنَّةِ الثمانِيَةِ أَيُها شَاءَ 


17. Ubadah bin Asshamit r.a.  berkata: Nabi saw. bersabda: Siapa yang membaca: Asy hadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, wa anna Isa abdullahi warasuluhu (wabnu amatihi) wakalimatuhu alqaa ha ila Ma-yam waruhun minhu, waljannatu haq wannaaru haq. (Saya percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa dan tidak bersekutu, dan bahwa Nabi Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, dan bahwa Isa juga hamba Allah dan utusan-Nya (putra dari hamba-Nya), dan kalimat Allah telah diturunkan kepada Maryam, juga Isa sebagai ruh yang diciptakan Allah, dan sorga itu haq (benar) juga neraka hak (benar), pasti Allah akan memasukkannya ke dalam sorga meskipun bagaimana amalnya). (Yakni jika dibaca dengan penuh iman keyakinan). (Bukhari, Muslim).

Dalam riwayat Muslim: Allah akan memasukkannya ke sorga dari pintu mana yang ia suka, dari pintu-pihtu sorga yang delapan itu.

حديث مُعاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ: بَيْنا أَنا رَدِيفُ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، لَيْسَ بَيْني وَبَيْنَهُ إِلاّ أَخِرَةُ الرَّحْلِ، فَقالَ: يا مُعاذ قُلْتُ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ ثُمَّ سَارَ ساعَةً ثُمَّ قَالَ: يا مُعاذ قُلْتُ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ ثُمَّ سارَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ: يا مُعاذ قُلْتُ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ قَالَ: هَلْ تَدْري ما حَقُّ اللهِ عَلى عِبادِهِ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: حَقُّ اللهِ عَلى عِبادِهِ أَنْ يَعْبُدوهُ وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً ثُمَّ سَارَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ: يا مُعاذُ بْنُ جَبَلٍ قُلْتُ: لَبَّيْكَ رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ، فَقَالَ: هَلْ تَدْري ما حَقُّ الْعِبادِ عَلى اللهِ إِذَا فَعَلُوهُ قُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: حَقُّ الْعِبادِ عَلى اللهِ أَنْ لا يُعَذِّبَهُمْ

18. Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika saya sedang mengikuti di belakang kendaraan Nabi saw. tiada renggang antaraku dengan Nabi saw. kecuali belakang. kendaraan itu, tiba-tiba Nabi saw. memanggil: Ya Mu'adz. Jawabku: Labbaika Rasulullah wasa'daik. Kemu-dian terus berjalan sejenak, lalu memanggil: Ya Mu'adz! Jawabku: Labbaika Rasulullah wasa'daika. Kemudian terus berjalan lalu memanggil: Ya Mu'adz! Jawabku: Labbaika Rasulullahi wasa'daika. Lalu bersabda: Tahukah anda apakah hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya? Jawab Mu'adz: Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw.: Hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya, supaya mereka menyembah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan Allah dengan suatu apa pun. Kemudian meneruskan perjalanan, lalu bertanya: Ya Mu'adz bin Jabal. Jawabku: Labbaika Rasulullahi wasa'daika. Lalu ditanya: Tahukah anda apakah hak hamba jika mereka telah melaksanakan kewajiban itu? Jawab Mu'adz: Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui. Maka sabda Nabi saw.:
Hak hamba atas Allah bahwa Allah tidak akan menyiksa mereka (Bukhari, Muslim).

حديث مُعاذ رضي الله عنه قَالَ: كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَلى حِمارٍ يُقالُ لَهُ عُفَيْرٌ، فَقَالَ: يَا مُعاذُ هَلْ تَدْري حَقَّ اللهِ عَلى عِبادِهِ وَما حَقُّ الْعِبادِ عَلى اللهِ قُلْتُ اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: فَإِنَّ حَقَّ اللهِ عَلى الْعِبادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَحَقَّ الْعِبادِ عَلى اللهِ أَنْ لا يُعَذِّبَ مَنْ لا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا فَقُلْتُ يا رَسُولَ اللهِ: أَفَلا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ: لا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا

19. Mu'adz bin Jabal r.a. berkata: Ketika aku di belakang Ra-sulullah saw. di atas himar yang bernama Ufair, tiba-tiba Nabi saw. bertanya: Ya Mu'adz tahukah anda apakah hak Allah yang diwajibkan „atas hamba-Nya, dan apakah hak hamba atas Allah? Jawab Mu'adz: Allahu warasuluhu a'lamu (Allah dan Rasulullah yang lebih mengetahui). Maka sabda Nabi saw.: Hak Allah yang diwajibkan atas hamba-Nya supaya mereka menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dan hak hamba atas Allah, tidak.akan menyiksa siapa yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun. Lalu Mu'adz bertanya: Ya Rasulullah bolehkah aku sampai-kan kabar geiiibira ini pada semua orang supaya mereka gembira? Jawab Nabi saw.: Jangan diberitakan dahulu supaya tidak sembrono (niscaya akan teledor/sembrono). (Bukhari, Muslim).

حديث أَنَسِ بْنِ مالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَمُعاذٌ رَديفُهُ عَلى الرَّحْلِ، قَالَ: يا مُعاذُ بْنَ جَبَلٍ قَالَ: لَبَّيْكَ يا رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ، قَالَ: يا مُعاذُ قَالَ: لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللهِ وَسَعْدَيْكَ ثَلاثًا، قَالَ: ما مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلاَّ حَرَّمَهُ اللهُ عَلى النَّارِ قَالَ: يا رَسولَ اللهِ أَفَلا أُخْبِرُ بِهِ النَّاسَ فَيَسْتَبْشِروا قَالَ: إِذًا يَتَّكِلُوا وَأَخْبَرَ بِها مُعاذٌ عِنْدَ مَوْتِهِ تَأَثُّما


20. Anas bin Malik r.a. berkata: Ketika Nabi saw. memboncengkan Mu'adz bin Jabal di atas kendaraannya, tiba-tiba Nabi saw. memanggil: Ya Mu'adz. Dijawab: Labbaika ya Rasulullah wasa'daika, lalu dipanggil lagi: Ya Mu'adz. Dijawab: Labbaika ya Rasulullah wa-sa'daika, kemudian diulang lagi: Ya Mu'adz, maka dijawab: Labbaika ya Rasulullah wasa'daika. Lalu Nabi saw. bersabda: Tiada seorang yang bersyahadat, mempercayai bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah benar-benar dari lubuk hatinya, melainkan Allah akan mengharamkan dari api neraka. Mu'adz r.a. bertanya: Bolehkah saya beritakan hal itu pada orang-orang supaya gembira mereka? Jawab Nabi saw.: Jika diberitakan mereka akan sembrono. Tetapi Mu'adz r.a. memberitakan hadits ini ketika hampir mati, karena kuatir menanggung dosa menyembunyikan itmu dalam agama. (Bukhari, Muslim).

Tidak ada komentar: