PUASA MENURUT PANDANGAN AHLI KEDOKTERAN
Bismillah,
“Fasting
is the greatest remedy the physician within!”….
PUASA
memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan
kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel
dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai
detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh,
meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan
yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan
meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi
alamiah.
Puasa
dapat membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri. Karena, setiap
saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi
yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya
akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta
dalam bentuk lemak dan glikogen.
Manusia
mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat
bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar
menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar. Ketika
berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan
sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya.
Peristiwa ini disebut peremajaan sel. Dengan meremajakan sel-sel tubuh, akan
bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh serta kulit kita.
Oleh karena itu, orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih segar,
sehat, lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan
dengan baik.
Beberapa
Ilmuwan telah melakukan beberapa penelitian tentang puasa diantaranya secara
ringkas dibawah ini:
1.
Allan Cott, M.D., seorang ahli dari Amerika, telah
menghimpun hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan berbagai negara, lalu
menghimpunnya dalam sebuah buku Why Fast membeberkan berbagai hikmah puasa,
antara lain: a. To feel better physically and mentally (merasa lebih baik
secara fisik dan mental). b. To look and feel younger (melihat dan merasa lebih
muda). c. To clean out the body (membersihkan badan) d. To lower blood pressure
and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak. e. To get
more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks). f. To let the body health
itself (membuat badan sehat dengan sendirinya). g. To relieve tension
(mengendorkan ketegangan jiwa). h. To sharp the senses (menajamkan fungsi
indrawi). i. To gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan
diri sendiri). j. To slow the aging process (memperlambat proses penuaan).
2.
Dr. Yuri Nikolayev Direktur bagian diet pada Rumah
Sakit Jiwa Moskow menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang
yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar
abad ini. Beliau mengatakan: what do you think is the most important discovery
in our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In my opinion the bigest
discovery of our time is the ability to make onself younger phisically,
mentally and spiritually through rational fasting. (Menurut pendapat Anda,
apakah penemuan terpenting pada abad ini? Jam radioaktif? Bom exoset? Menurut
pendapat saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah kemampuan seseorang
membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui
puasa yang rasional).
3.
Alvenia M. Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat
“Fultonia” di Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk
memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Puasa menghasilkan kelembutan
pesona dan daya pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk
kembali keindahan tubuh (fasting is the ladies best beautifier, it brings grace
charm and poice, it normalizes female functions and reshapes the body contour).
4.
Riyad Albiby and Ahmed Elkadi
mengatakan Puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau imun system terhadap
berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan peningkatan fungsi sel limfa yang
memproduksi sel limfosit T yang secara significan bertambah, setelah puasa.
5.
Sulimami mengatakan bahwa untuk penyakit
seperti diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak akan berbahaya , malah
memberikan banyak manfaat (Sulimami, dll, 1988: 549-552)
6.
Jalal Saour berpendapat bahwa berkurangnya
cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan
terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit
jantung.(Jalal, Riyad,1990)
7.
Muzam MG, Ali M.N dan Husain
berpendapat bahwa puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan
ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain
dalam observasi terhadap efek puasa ramadhan terhadap asam lambung.
8.
Elson M. Haas M.D. Direktur Medical Centre of Marin
(sejak 1984) mengatakan dalam puasa (cleansing dan detoksifikasi)
merupakan bagian dari trilogy nutrisi, balancing, building( toning). Elson
percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang “missing link” dalam diet di
dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu banyak makan,
makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula. Sehingga ia
menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar lebih seimbang dan
mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan,
istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi, mengurangi
berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari
kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan
imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam pengawasan dokter. Puasa dapat
mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi
makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes,
obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris
(nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.
9.
Dr Sabah al-Baqir dan kawan-kawan mengatakan bahwa
Puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stress . Dia bersama tim dari
Falkutas kedokteran Universitas King Saud.yang melakukan studi terhadap hormon
prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang laki-laki yang berpuasa
sebagai sampel. Hasilnya bahwa tidak ada perubahan signifikan pada level
kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan bahwa puasa bulan ramadhan
bukanlah pekerjaan yang memberatkan, dan tidak mengakibatkan tekanan mental
maupun saraf. Percobaan ini menunjukan peningkatannya terjadi pada perbedaan
waktu saja, bila pada hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan tertinggi
pada jam 16.00. sementara pada bulan Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul
21.00 dan menurun lagi sampai batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin
meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan ramadhan pukul 21.00, menurun
sampai batas terendah pukul 16.00. Sedang Kortisol pada hari biasa mencapai
puncaknya pukul 09.00, menurun pada pukul 21.00, sementara pada bulan Ramadhan
tidak ada perubahan berarti.
10.
Dr Ahmad al-Qadhi, Dr. Riyadh al-Bibabi,
bersama rekannya di Amerika melakukan uji laboratorium terhadap sejumlah
sukarelawan yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Hasil penelitian ini
menunjukan pengaruh positif puasa yang cukup signifikan terhadap sistem
kekebalan tubuh. Indikator fungsional sel-sel getah (lymfocytes) membaik hingga
sepuluh kali lipat, walaupun jumlah keseluruhan sel-sel getah bening tidak
berubah, namun prosentase jenis getah bening yang bertanggung jawab melindungi
tubuh dan melawan berbagai penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang pesat.
11.
Dr Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan tahun 1990 dari RS
Universitas King Khalid, Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap pengaruh
puasa Ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis kedua (pasien yang tidak
tergantung insulin). Dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang
signifikan. Tidak ada pengaruh apapun yang berarti pada kontrol penyakit
diabetes diabetes dikalangan penderita ini. Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja
bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan
serta obat-obatan.
12.
Dr. Muhammad Munib dan kawan-kawan dari Turki juga
melakukan sebuah penelitian terhadap seratus responden muslim, Sampel darah
mereka diambil sebelum dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan
pengukuran terhadap kandungan protein , total lemak (total lipid), lemak
fosfat, asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin, gula darah,
tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara lain
bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang
yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan ringan pada berat badan, tidak
terlihat adanya aseton dalam urin, baik dalam awal maupun akhir puasa, sebab
sebelum puasa ramadhan, kenyataan ini menegaskan tidak adanya pembentukan
zat-zat keton yang berbahaya bagi tubuh selama bulan puasa islam, Dengan
keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh mengalami peremajaan, memompa gerakan
lemak yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi yang lebih meningkat.
Sejak
zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik seperti kata Plato
bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan mental. Philippus Paracelsus
mengatakan bahwa “Fasting is the greatest remedy the physician within!”
Puasa
sudah diakui menjadi penyembuh terhebat dalam menanggulagi penyakit, bahkan di
amerika ada pusat puasa yang diberi nama ”Fasting Center International, Inc”
,Director Dennis Paulson yang berdiri sudah sejak 35 tahun yang lalu, dengan
pasien dari 220 negara. Yang merekomendasikan Puasa dalam: (1) program
penurunan berat badan, (2) mengeluarkan toxin tubuh, (3) puasa dapat
memperbaiki energy, kesehatan mental, kesehatan fisik dan yang paling
terpenting meningkatkan kualitas hidup
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar